Dalam artikel ini kita akan berusaha memahami makna angka aperture dalam lensa, dan kenapa makin besar aperture lensa (angka f makin kecil) makin mahal harga sebuah lensa?
Pernahkah anda bertanya-tanya, dari mana satuan aperture yang biasanya dinyatakan dalam angka seperti ini f/4, f/5.6 atau f/22 (atau juga f4, f5.6 atau f22) berasal? dan kenapa makin besar diameter lensa dan ukuran fisik lensa makin kecil angkanya?
![Angka Aperture Lensa](http://belajarfotografi.belfot.com/wp-content/uploads/2012/10/aperture-angka-2.jpg?84cd58)
Gambar diatas memperlihatkan perbandingan ukuran fisik antara lensa Canon 50mm f/1.2L dan 60mm f/1.4. Angka yang menyatakan besaran aperture diatas berasal dari perbandingan antara panjang focal lensa dan ukuran diameter lensa:
aperture = panjang focal / diameter
Sebagai contoh, jika kita memiliki lensa 50mm dan ukuran diameter optik bagian depan lensa tersebut 25mm, maka kita memiliki lensa f/2 (atau juga seringkali dinyatakan sebagai f2)
aperture = 50:25 = 2
Jika panjang focal (apa itu panjang focal) lensa 50mm dan diameter lensa 50mm, berarti aperture maksimal lensanya adalah f/1. Di angka f/1, maka diameter lensa 2 kali lebih besar dibandingkan f/2, dan ada perbedaan 2 stop diantara f/1 dan f/2 (masih ingat pengertian stop kan?). Dan lensa f/1 bisa dilewati cahaya 4 kali lebih banyak dibanding lensa f/2 sehingga makin besar aperture makin cepat dan makin enak dipakai di kondisi low light.
Anda sekarang mulai menyadari kenapa tidak banyak lensa 50mm f/1. Hanya ada sejumput lensa yang memiliki aperture f/1, seperti misalnya Canon EF 50mm f/1.0L USM yang sudah diskontinyu (lihat foto-foto yang dihasilkan dari lensa hebat 50mm f/1 disini). Lensa dengan aperture f1 membutuhkan ukuran body lensa yang buesar, elemen optik yang luas supaya diameternya bisa sama dengan panjang focalnya.
![Angka aperture lensa](http://belajarfotografi.belfot.com/wp-content/uploads/2012/10/angka-aperture.jpg?84cd58)
Hal ini juga membantu menjelaskan kenapa ada perbedaan besar dalah hal harga antara lensa yang panjang focal-nya sama namun aperture maksimalnya berbeda. Contohnya, coba bandingkan antara lensa Canon 85mm f/1.2 dan Canon 85mm f/1.8. Lensa canon 85mm f/1.2L dijual dengan harga diatas Rp 20 Juta sementara lensa 85mm f/1.8 harganya sekitar Rp 4 Juta. Kalau kita kembalikan lagi dari rumus diatas, maka untuk menghasilkan lensa 85mm dengan aperture f/1.8, diamater lensa cukup dengan 47mm (85/1.8 = 47.2). Sementara untuk mendapatkan aperture f/1.2, diameter lensa 85mm tadi haruslah sekitar 70 mm, hampir dua kali lebih besar bukan? Makin banyak material, makin banyak optik dan makin susah dibuat = makin mahal.
sumber : http://belajarfotografi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar